It’s my report about our trip to Walahar Dam on Sunday - June.15.2008.
The dam’s located at Klari - East Karawang - West Java - Indonesia. It was operated on November 1925. It’s too old, but still has good performance to irrigate for 87.506 ha of paddy field. It’s constructed a gated weir across the Citarum River in Karawang District about 60 km from its estuary. Diesel machines - made in Netherland, still stand sturdy and has a function is to lift the gates. It has six gates plus one gate for boat traffic. The Pillar - known as Dragon Feet, present its figure which is strong and sturdy.
The populer culinery object of Walahar is called “Pepes” food. it may made from several things like Carper Fish, Jambal Fish – some people call it “Bread Fish”, “Marinated Peda” Fish, Chicken, “Oncom or fermented soya”, even Mushroom. And you can enjoy them at “Rumah Makan Pepes Jambal H. Dirdja”.
----------------------------------------------
Salam .....
Sangat menyenangkan saya dapat menyajikan tulisan pertama saya di blog ini mengenai "Perjalanan ke Bendungan Walahar". Entahlah mengapa, sebagai pecinta seni cahaya, perjalanan ini tidak dapat terpisahkan dari aktivitas ber-hunting foto. Perjalanan (sekaligus hunting foto) ini adalah salah satu event hunting foto dari perkumpulan Photopoint, asuhan dari Pak Goenadi Haryanto (seorang master fotografi yang saya kenal sangat "humble").
Pagi hari Minggu 15 Juni 2008, perjalanan dimulai dari meeting point di Kedoya (markas Photopoint) jam 09.00 WIB. Meeting point selanjutnya di pintu keluar tol Karawang Timur, perjalanan memakan waktu 45 [menit] dari Kedoya. Kami langsung melanjutkan ke lokasi bendungan tersebut tepatnya di daerah Klari - Karawang, perjalanan memakan waktu 15 [menit].
Sesampai di lokasi nyata terlihat ramainya aktivitas masyarakat disekitar bendungan, nampak jelas bila bendungan ini menjadi salah satu pusat wisata masyarakat sekitar menikmati weekend. Warung-warung disekitar bendungan ramai dikunjungi pasangan muda-mudi ataupun keluarga-keluarga, sesekali mereka bermain sampai ke dasar bendungan. Tak luput pula kegiatan para pemancing disana.
Bendungan Walahar mulai dipakai pada November 1925, nampak tua tentunya, sudah dapat kita duga bila kita lihat fisiknya. Walaupun tua namun keladi, jangan sekali-kali meremehkan kemampuan bendungan yang mengairi 87.506 ha sawah ini. Mesin-mesin diesel buatan Belanda tersebut masih berdiri dengan kokoh dan berfungsi untuk mengangkat pintu-pintu penahan air di Walahar yang jumlahnya ada 6 plus 1 pintu perahu. Pilar-pilar yang dikenal dengan sebutan "Kaki Naga"-nya semakin menegaskan kokohnya konstruksi bendungan ini.
Jam makan siang tidak kami lewatkan begitu saja. Di warung / RM. H. Dirja, "magis" Walahar semakin kuat. Rumah makan ini sangat terkenal dengan makanan pepesnya. Pepes ayam - pepes ikan teri - pepes ikan mas - dan pepes jamur berjejer dan siap disantap ditemani nasi timbel, lalapan dan sambal. Saya amat menikmati pepes ayamnya, ah nikmatnya ..... sampai lupa kemacetan Jakarta.
Selesai makan siang barulah senjata hunting foto kami keluarkan. Dari tepian bendungan - sepanjang jalan bendungan - dasar bendungan kami jelajahi supaya memperoleh angle yang terbaik. Beruntung pula kami diberi ijin memasuki ruangan kontrol bendungan yang berada diatas bendungan, sehingga dapatlah angle foto bendungan dari atas.
Lelah ber-hunting foto kami beristirahat sejenak menikmati es kelapa, sekali lagi ahhh .....
Sore tiba kelelahan dirasakan beberapa diantara kami. Beberapa masih ber-hunting mengejar suasana golden sore. Beberapa kembali mendekati rumah makan H. Dirja memesan pepes untuk oleh-oleh kerabat di rumah. Tak lama beberapa rekan memutuskan kembali ke Jakarta.
Demikian segelintir kisah perjalanan kami. Pepes Walahar dan foto nampaknya telah memberikan kepuasan dahaga jasmani dan rohani kami. Namun kerinduan untuk kembali ke Walahar Karawang tak akan pernah surut.
Tak lupa saya sharing foto-foto untuk dapat dinikmati rekan Blogger. Salam .....
